Kisah Inspiratif Bocah 10 Tahun ‘Perangi’ Sampah Lewat Tas

kimpena.kabpacitan.id, Pakistan- Polusi mengganggu banyak orang tetapi hanya ada sedikit yang melakukan sesuatu. Zymal Umer, seorang gadis berusia 10 tahun dari Sargodha, adalah salah satu dari sedikit orang yang bertujuan untuk membantu lingkungan melalui pekerjaan mereka.
Apa yang membuatnya berpikir tentang lingkungan pada usia dini? Ada banyak faktor termasuk kecerobohan orang yang membuang kantong plastik di mana-mana tanpa memikirkan bahaya yang ditimbulkannya terhadap lingkungan, kurangnya pengelolaan bahan limbah, kantong plastik, dan logam yang dibuang di mana-mana di kota dan banyak lagi.
Bocah perempuan Zymal Umer menjadi sorotan sekaligus inspirasi. Di usianya yang menginjak 10 tahun, Zymal mampu meraup untung hingga Rp 65 juta dalam aksi memerangi sampah di negaranya. Seperti apa kisahnya?
Dilansir BBC, Jumat (27/10/2017), bocah asal Sargodha, Pakistan ini memiliki inisiatif untuk membuat sampah yang ada menjadi barang bernilai guna.
Apalagi Pakistan dikenal sebagai salah satu negara dengan sampah terbesar yakni hampir 20 juta ton setiap tahunnya. Jumlah itu diperkirakan bertambah sekitar 2,4 persen setiap tahun.
“Ini adalah situasi yang dapat Anda temukan di seluruh Pakistan – tas-tas ini tidak bisa diurai oleh bakteri dan orang-orang secara sembarangan membuangnya. Mereka tidak benar-benar memikirkan tentang daur ulang”
Lalu bagaimana cara Zymal memerangi sampah yang ada di negaranya?
Ia membuat bisnis tas yang dibuatnya dari bahan sederhana. Kertas dari koran bekas. Kertas ia olah dengan kreatif hingga menjadi tas yang dapat dijual.

Bercerita tentang bagaimana dia belajar membuat tas-tas ini dan bagaimana dia mengatur pekerjaan itu, dia menjelaskan; “Saya belajar membuat tas dengan menonton YouTube. Awalnya Sulit menyeimbangkan pekerjaan sekolah saya dengan menjalankan Zeebag, jadi saya membuatnya di akhir pekan atau selama liburan dengan sepupu saya”
Dia juga mendapat dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Zymel berkata, “Ayah dan kakek saya membayar bahan mentah saya dan jika mereka tidak membantu saya, akan sangat sulit untuk membuat proyek saya berjalan.”
Tak main-main untung yang didapat Zymal dari bisnisnya itu yakni mencapai Rp 65 juta. Bahkan ia punya label merek sendiri yakni Zeebags.
“Saya ingin menjadi pengusaha di masa depan dan memperluas Zeebag melalui situs web saya dan menampilkan produk orang lain juga. Ambisi terbesar saya adalah mengembangkan proyek saya tidak hanya di Pakistan tetapi juga secara global,”
Keuntungan yang didapatnya tidak dikantongi sendiri. Zymal menggunakan sebagian uangnya untuk didonasikan kepada anak-anak yang kurang mampu. Atas usahanya itu, berbagai penghargaan telah ia raih. (kimpena/BBC)