IKHLAS BERKURBAN

Senja perlahan beranjak, lepas Maghrib surau sebrang rumah mbah Kromo mulai lengang dari para Jamaah. Sembari slonjoran, Mbah Kromo terlihat termangu disudut serambi surau, menatap lalu-lalang jamaah yang meninggalkan surau.
Risau menghardik pikirannya, betapa emannya anak-anak dan orang tua yang lebih memilih kondangan tasyakuran tetangga padahal undangan bakda Isya. Lebih memilih nonton sinetron di tipi, atau sekedar nongkrong di poskampling ketimbang menunggu saat sholat Isya datang.
Tak seperti dulu saat dirinya masih muda, lepas sholat maghrib biasanya anak-anak lebih senang di surau, ngaji bareng hingga datang sholat Isya, lepas sholat biasanya mbah Kyai ceramah dan memberikan wejangan. Belum tamat bayang-bayang masa lalu itu mereplika dalam pikiran, Mbah Kromo terkaget dengan sapaan dul Komit yang begitu tiba-tiba.
“Nglamun Mbah…?,” sapa dul Komit.
“Waladalah….piye dul ? jawab Mbah Kromo sedikit terkaget.
“Nggih, ampun kakean nglamun mundak tambah tua, ampun korban pikiran Mbah? Nopo tamtu bade korban mbenjing ?, ” sahut dul Komit.
“Insyaalloh dul, Kurban iki kan perintah dari Allah SWT kepada hambanya tentu mengandung hikmah untuk umat manusia berlomba mencari kebaikan. Bukan mencari sensasi, golek perhatian ben seolah-olah mampu, tapi harus dimaknai sebagai bentuk ketaatan, ketaqwaan dan rasa syukur umat manusia,” ujar Mbah Kromo.
“Terus mengapa kita harus berkurban Mbah?” tukas dul komit
“Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Kautsar ayat 1-2: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di surga, maka dirikanlah shalat karena Tuhamu dan berkurbanlah,” . Karena kurban merupakan tanda syukur kepada Allah SWT. Manusia yang diberi rizki lebih, hendaknya berbagi kepada sesama yang belum beruntung. Salah satunya dengan membagikan daging kurban. Tidak semua orang mampu mengonsumsi daging merah. Kurban juga mengingatkan kita untuk melepaskan sifat duniawi dan apa yang paling disuka. Karena selama bertahun-tahun Nabi Ibrahim AS, menantikan kehadiran buah hati. Namun setelah dikaruniai, justru Allah SWT menuliskan kisah lain. Hal ini mengingatkan kita bahwa apapun yang ada pada kita hanyalah titipan-Nya dan suatu saat akan kembali kepada-Nya lagi.
Dul ? Kurban juga mempunyai manfaat langsung kepada sesama. Kurban tidak semata ibadah vertikal, tetapi juga horizonal. Manusia yang berkurban sama saja dengan menyejahterakan sesama. Bahkan dengan berkurban, kita juga dapat menebar persaudaraan,” ujar Mbah Kromo Panjang Lebar.
Dul Komit hari itu menjadi pendengar setia, tak banyak protes apalagi bertanya panjang lebar. Hanya mengamini dan menyimpulkan wejang-wejangan Mbah Kromo.
“Amien Mbah? semoga dengan berkurban, rasa syukur dan ketaqwaan kita semakin meningkat, ikhlas mengorbankan sifat-sifat duniawiah kita, saling berlomba mencari kebaikan, remaket, damai lan sejahtera,” sergah dul Komit.
Tak terasa waktu sholat Isya telah tiba, lantunan takbir menggema mengantarkan mereka dalam kehusukan ibadah. (admin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *