Berbagi cerita SID Ngumbul di Outing Desa Alas Sumur Bondowoso

Penggiat SID yang juga pengurus KIM Pena desa Ngumbul saat berbagi cerita penerapan Sistem Informasi Desa di acara outing desa Alas Sumur Bondowoso dalam rangkaian Festival Desa Nusantara 2018.

kimpena.kabpacitan.id-Pekan lalu penggiat Sistem Informasi Desa (SID) desa Ngumbul kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan mendapat kesempatan menjadi pembicara dalam kegiatan Outing desa Alas Sumur, Kecamatan Pujer, kabupaten Bondowoso. Outing sendiri merupakan salah satu rangkaian kegiatan Festival Desa Nusantara 2018 yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, mulai 16-18 Juli 2018.
Kepala Desa Alas Sumur, Totok Suharyanto mengakui, kegiatan outing ini sangat tepat untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa dalam menggali potensi desa. “Kesempatan ini benar-benar kami manfaatkan untuk saling berbagi cerita, menambah wawasan tentang bagaimana mengelola potensi desa paska pemberlakuan UU tentang Desa, utamannya terkait penerapan aplikasi sistem Informasi Desa agar kami bisa mereplika dan menerapkan di desa kami ” tukasnya.
Kegiatan yang berlangsung dikawasan wisata Rawa Indah ‘Alamor’ desa setempat, diikuti 11 kepala Desa se- Kecamatan Pujer kabupaten Bondowoso, serta Dinas PMD dan utusan peserta dari Kabupaten Trenggalek, Malang dan Pacitan.
Sementara itu, penggiat SID desa Ngumbul, Mashudi dalam forum Outing ini berbagi cerita tentang penerapan SID yang telah dilakukan di desanya. “Diberbagai kesempatan ketika bicara tentang desa, stikma yang muncul kemudian adalah, terbelakang dan kapasitas SDM desa yang lemah. Itulah yang kita hadapi saat awal kami menerapkan Sistem Informasi Desa di desa kami,” ujar Mashudi saat mengawali berbagi cerita kesuksesan Penerapan SID.
Diakuinya, banyak kebijakan dan regulasi dibuat pasca pemberlakuan UU tentang Desa yang justru membuat pemerintah desa kelimpungan bahkan banyak juga yang gagap dan bingung. “Ditengah kebingungan itulah, kami mengambil inisiasi dan peran dalam menggagas penerapan SID didesa kami, ternyata setelah SID kami terapkan banyak hal yang bisa kita pelajari dan lakukan, tak sekedar memanfaatkan SID sebagai media informasi desa namun lebih dari itu sebagai database desa dan pelayanan publik,” imbuhnya.
Saat ini lanjut Mashudi, desa Ngumbul yang dulu tertinggal kini mampu menjadi desa digital. “Alhamdulillah tahun ini desa kami telah berhasil mendapat 2 penghargaan sebagai website desa terbaik 1 tingkat Kabupaten Pacitan dan pengelolaan website terbaik 2 tingkat Propinsi,” ungkapnya yang diikuti tepuk tangan peserta Outing.
Dari keberhasilan kecil ini, lanjut Mashudi, tidak membuat pemerintah desa terus berbangga diri. “Justru keberhasilan ini menjadi cambuk bagi kami, untuk terus belajar dan belajar. Mengambil prakarsa-prakarsa baru agar SID yang kami terapkan bisa lebih bermanfaat dan mampu mengambil peran maksimal dalam pelayanan publik, mendorong keterbukaan pemerintah desa dalam pengelolaan anggaran dan inisiasi-inisiasi lain agar SID ini bisa terus berkelanjutan,” tambahnya.
Dalam sesi tanya jawab, peserta dari pendamping desa di kecamat Pujer mempertanyakan sejauh mana peran pemerintah daerah di Pacitan dalam mendorong keberhasilan penerapan SID.

Berfoto bersama peserta outing Desa Alas Sumur kabupaten Bondowoso dalam rangkaian Festival Desa Nusantara 2018.

Pertanyaan tersebut langsung di jawab oleh pembicara, “Awalnya kami tidak berfikir sejauh itu, inisiasi ini justru muncul dari masyarakat tentang berbagai hal yang dihadapi pemerintah desa saat itu, lahirnya Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) menjadi titik tolak penerapan SID di desa kami. Setelah inisiasi itu muncul kami berkomunikasi intensif dengan pemerintah desa, alhamdulilah inisiasi itu mendapat ruang dan jalan. Segera setelah itu pemerintah desa berkordinasi dengan dinas PMD dan Kominfo. Lewat prakarsa KOMPAK akhirnya berbagai penguatan kapasitas dan aplikasi bisa kami jalankan,” jawab Mashudi.
Lebih jauh dirinya mengatakan, keterlibatan pemerintah desa, dinas terkait dan KOMPAK tidak akan bisa berjalan tanpa adanya inisiasi dari warganya dan pemerintah desa. “SID telah mendorong partisipasi masyarakat untuk melakukan adaptasi kreatif terhadap berbagai kebutuhan yang diinginkan masyarakat, desa kami mengambil peranya untuk memfasilitasi kebutuhan itu, dinas merumuskan aturan sekaligus memfasilitasinya agar peran dan prakarsa desa tersebut bisa wujudkan, pun dengan pendampingan yang dilakukan oleh KOMPAK ikut menguatkan kapasitas SDM yang dimiliki desa, semua saling sinergi dan menguatkan,” jelasnya panjang lebar.

Sesi tanya jawab ini semakin mengerucut, ketika mahasiswi KKN dari Universitas Jember mengajukan pertanyaan tentang kesiapan dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar masyarakat yang sama sekali tidak memahami tehnologi informasi bisa mengakses sistem informasi Desa tersebut.  “Ketika warga mampu mengambil prakarsa itu, saya pikir banyak jalan dan kesempatan yang bisa dilakukan agar masyarakat sepenuhnya bisa mengakses SID, bermanfaat bagi mereka, di desa kami warga yang tergabung dalam KIM memberdayakan Jurnalisme warga yang ada, kita secara rutin melakukan literasi kepada warga lewat pertemuan RT dan Pengajian Ibu-ibu, perangkat desa juga melakukan hal yang sama,” tukas Mashudi menjawab pertanyaan tersebut.  -(admin)

2 thoughts on “Berbagi cerita SID Ngumbul di Outing Desa Alas Sumur Bondowoso

    • July 25, 2018 at 2:06 am
      Permalink

      terimakasih, saling berbagi informasi untuk kemajuan desa, agar desa lebih berdaya.

      Reply

Leave a Reply to pena018 Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *